Rencana Penamaan Puncak Jokowi di Kawasan Wisata Mandeh jadi Kontroversi
Terpisah, sejarawan dari Universitas Negeri Padang (UNP) Siti Fatimah memahami penolakan dari masyarakat terhadap usulan perubahan nama itu.
Menurutnya usulan mengubah nama itu keputusan yang kacau dan tidak mengacu kepada sejarah. Bahkan, kata Siti Fatimah, penamaan di lokasi tersebut justru bisa merendahkan nama Jokowi.
Nama Puncak Paku diberikan karena berdasarkan sejarah. “Dulu di sepanjang jalan Mandeh dekat puncak itu, tidak bisa dilewati karena penuh dengan paku ransam. Tempat yang banyak paku ransam ya ada di puncak itu. Makanya diberi nama Puncak Paku,” kata Siti Fatimah.
Dekan FIS UNP yang sudah lima tahun meneliti di kawasan wisata Mandeh ini menjelaskan bahwa paku ransam adalah sejenis paku liar. Banyak tumbuh di sana karena sesuai dengan alam dan tekstur tanahnya.
Menurutnya, kalau memang pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan ingin memberikan nama Jokowi juga, maka lebih tepat di sekitar pantai tempat Jokowi meresmikan Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) Mandeh.
“Bisa dibikin Pantai Jokowi, keren," kata Siti Fatimah yang akrab disapa para pegiat pariwisata itu dengan sebutan Bundo Fat.
Sebelumnya, ide Bupati Pessel Rusma Yul Anwar mengubah nama Puncak Paku menjadi Puncak Jokowi terlontar saat dia menerima kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno ke Pessel.
Alasannya tidak lepas dari kepedulian Jokowi yang pada 2015 mencanangkan KWBT Mandeh. Rusma Yul Anwar mengatakan, tidak ada maksud lain, kecuali untuk mendongrak kunjungan wisata. (elf/esg)