Reproduksi Sapi Terancam Gagal, Yang Hamil Banyak Keguguran
jpnn.com - JPNN.com SURABAYA – Sebagai ahli reproduksi hewan, Prof drh Herry Agoes Hermadi, sering kali menemukan adanya masalah pada hewan di Jawa Timur (Jatim).
Kali terakhir, profesor yang akan dikukuhkan menjadi guru besar bidang ilmu kemajiran atau kemandulan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (UA) pada Sabtu (25/4) itu berhasil menemukan adanya kegagalan reproduksi sapi Jatim selama 2015.
Rencana Pemprov Jatim untuk menjadikan provinsi dengan 38 kabupaten/kota ini sebagai bumi sapi atau lumbung sapi pedaging terancam berantakan.
Sebab, banyak sapi di Jatim mengalami kemajiran atau kemandulan. Bahkan, sapi betina yang semula diketahui positif hamil akhirnya keguguran.
Hal tersebut disebabkan adanya gangguan hipofungsi ovary, corpus luteum persiten, endometritis, sistik ovary, retensio secundinae, hypoplasia ovary, prolapsus uteri, pyometra, distokia, vaginitis, dan angesty ovary.
Dari data perbedaan kejadian kasus kemajiran, Herry membagi pendeteksian kemajiran menjadi brucellosis, repeat breeder, hipofungsi ovari, corpus luteum persiten, endometritis, sistik ovary, retensio secundinae, hypoplasis ovary, prolapsus uteri, pyometra, distokia, vaginitis, dan angesty ovary.
Sedangkan, pendeteksian kedua, menurut dia, berkaitan dengan infectius micro organism dan defesiensi unsur pakan dan mastitis.
“Semua kejadian di lapangan dapat didukung dengan USG dan analisis laboratorium. Caranya dengan mengambil sampel darah untuk mengetahui faktor infeksi yang terjadi pada populasi sapi di Indonesia, terutama di Jatim,” urai suami Chatarini SeptiNgudi Lestari ini.