Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Respons Emrus Seputar Polemik Penggunaan Istilah Mudik dan Pulang Kampung

Jumat, 24 April 2020 – 23:50 WIB
Respons Emrus Seputar Polemik Penggunaan Istilah Mudik dan Pulang Kampung - JPNN.COM
Pengamat politik Emrus Sihombing. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Akademisi ilmu komunikasi politik Emrus Sihombing merespons polemik diksi mudik dan pulang kampung, yang hingga kini belum sampai pada titik kesepakatan dalam perbincangan publik.

Karena itu, kata Emrus, polemik ini berpotensi membingungkan masyarakat, bisa atau tidak berangkat menuju kampung halaman mejelang perayaan hari besar keagamaan.

"Sebenarnya ada dua diksi muncul yaitu "mudik" - "pulang kampung". Sayangnya dua diksi digunakan dalam narasi berbeda makna. Lalu mana yang paling tepat dalam upaya kita memutus peneyebaran virus Covid-19?" kata Emrus, Jumat (24/4).

Menurutnya, bila kedua diksi itu dipakai terpisah lalu dimaknai secara denotatif (makna tersurat) maka upaya menghalau penyebaran Covid-19 sulit dicapai dengan maksimal. Sebab, bisa saja orang tertentu membuat sebuah pembenaran "saya bukan mudik,  tetapi pulang kampung".

"Akibatnya, mereka tetap berinteraksi di kampung," ujar dia.

Nah, ia menyatakan untuk memudahkan melihat perbedaan makna, mari letakkan  kata dilarang di depan kedua  diksi tersebut  maka akan menjadi dilarang mudik,  dilarang pulang kampung, dilarang mudik atau pulang kampung,   dilarang mudik dan pulang kampung,  dilarang mudik dan atau pulang kampung.

Direkrut eksekutif EmrusCorner, itu  berpendapat lebih produktif bila dua diksi tersebut dipadu di dalam sebuah kalimat positif dan pasif, sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19 menjadi dilarang mudik dan atau pulang kampung.

"Oleh karena itu, menurut hematnya saya, dengan kewenangan dimiliki dan mengedepankan keselamatan manusia dan kemanusiaan serta terkait dengan penetapan PSBB, maka pemerintah sangat tepat dan segera mengambil keputusan tegas, dilarang mudik dan atau pulang kampung dalam kurun waktu tertentu," pungkasnya.(boy/jpnn)

Akademisi ilmu komunikasi politik Emrus Sihombing merespons polemik diksi mudik dan pulang kampung, yang hingga kini belum sampai pada titik kesepakatan dalam perbincangan publik.

Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News