Respons Imam Besar Istiqlal soal Polemik Mengucap Salam Semua Agama
jpnn.com - Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. KH. Nasaruddin Umar, MA, Ph.D merespons surat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur tentang imbauan kepada umat Islam termasuk para pejabat muslim agar tidak mengucapkan salam semua agama. Menurutnya, perbedaan merupakan hal wajar, tetapi konflik harus tetap dihindari.
"Kalau hal-hal firkah, perbedaan kecil, mari kita susun dalam satu bentuk, kita buatkan frame-nya, sebuah konfigurasi," kata Nasaruddin saat menghadiri jalan santai lintas agama di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (17/11).
Nasaruddin lantas menyodorkan contoh sebagai tamsil tentang perbedaan adalah anugerah. Lukisan, katanya, tampak indah karena ada perbedaan warna.
"Lukisan tak akan indah jika monoton putih. Kalau warna kontrasnya ada, itu sebuah lukisan yang baik. Mana ada yang mau beli lukisan kalau warnanya monoton. Jadi konfigurasi warna itu hal yang mahal. Yang dianggap sebagai suatu persoalan," kata Nasaruddin.
Meski demikian Nasaruddin mengajak semua pihak memandang substansi imbauan dari MUI Jatim itu. Pria berdarah Bugis itu meyakini imbauan tersebut bertujuan menciptakan kerukunan umat seagama maupun yang beragama lain.
"Itu tidak keluar dari koridor itu sebetulnya,” katanya. “Kami menghindari narasi konflik dan kami masuk ke dalam narasi kerukunan.”
Mantan wakil menteri agama itu menegaskan, semua pihak harus membatasi diri dalam memberikan suatu pernyataan tanpa mengurangi kebebasan publik untuk berpendapat. “Namun kami perlu kearifan untuk membangun bangsa besar seperti ini," jelas dia.(tan/jpnn)