Respons Negatif The Fed, IHSG Nangkring di Zona Merah
jpnn.com - JAKARTA – Indeks harga saham gabungan terpangkas 68,06 poin (1,25 persen) menjadi 5.370 pada awal pekan ini. Indeks saham LQ45 susut 1,45 persen ke posisi 923,98.
Meski begitu, sejak awal Juli hingga akhir pekan lalu, indeks telah menanjak 18,42 persen secara year to date (YTD). Secara year on year (Yoy), indeks telah melaju 28,34 persen.
Dibanding dengan emerging makets lain, performa pasar saham dalam USD term terbaik kedua Asia dan keempat dunia. Brazil menduduki posisi pertama dengan tingkat pertumbuhan 63 persen.
Rusia di posisi kedua dengan 26,6 persen, Thailand (24,8 persen), IHSG (22,4 persen), Argentina (17,7 persen), Afrika Selatan (15,8 persen), MSCI (12,9 persen), Australia (10,6 persen).
Sedangkan bursa terburuk hingga saat ini ialah Italia yang terpangkas 18,3 persen, Tiongkok (14,9 persen), Swiss (3,8 persen), Euro Area (2,7 persen), dan Denmark (2,5 persen).
Di sisi lain, arus modal portofolio sebagaimana dilaporkan Bank Indonesia (BI) cukup besar pada semester pertama tahun ini yakni USD 13 miliar. Jumlah itu tumbuh dua kali lipat dari penanaman modal asing langsung.
”Tahun ini, diperkirakan modal portofolio bakal melampau tahun lalu,” tutur Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri dalam risetnya.
Lalu, mengapa suku bunga deposito dan suku bunga kredit sulit turun secara signifikan? Menurut Faisal, itu karena pemerintah semakin gencar berutang akibat tekanan fiskal (APBN).