Revolusi Mental Lebih Realistis untuk Pengembangan SDM dan Iptek
jpnn.com - JAKARTA - Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) terus berupaya menyebarluaskan ide tentang revolusi mental yang digagas pasangan calon presiden usungan PDIP, PKB, NasDem dan Hanura itu. Pasalnya, revolusi mental itu pula yang akan menjadi cara ampuh meningkatkan kualitas sumber daya manusia sekaligus pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di Indonesia.
Menurut anggota Tim Sukses Jokowi-JK, Marwan Jafar, program Indonesia Pintar, Indonesia Kerja dan Indonesia Sehat merupakan bagian dari revolusi mental yang akan dijalankan pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 2 itu jika memimpin Indonesia dalam 5 tahun ke depan. Marwan menegaskan, revolusi mental juga menjadi jalan untuk pembangunan sumber daya manusia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Dalam rangka itu Jokowi-JK akan menginisiasi Undang-Undang Wajib Belajar tanpa dipungut biaya. Target program ini adalah mencapai target tingkat partisipasi 100 persen untuk SD, dan 95 persen untuk tingkat SLTP. Tanpa itu mustahil angka partisipasi akan meningkat,” kata Marwan dalam rilisnya, Senin (30/6).
Politisi PKB itu menambahkan, Jokowi-JK juga merubah model penyeragaman sistem pendidikan nasional sekaligus membentuk kurikulum yang menjaga keseimbangan aspek muatan lokal dan aspek nasional. Hal itu perlu dilakukan dalam rangka menguatkan pendidikan karakter bagi generasi penerus.
Selain itu, sambung Marwan, duer yang dijagokannya akan memprioritaskan pembiayaan untuk kegiatan yang berhubungan dengan penelitian pengembangan IPTEK unggulan secara reguler dan terintegrasi dengan arah pengembangan pendidikan tinggi. “Jadi dibanding capres lainnya visi-misi Jokowi-Jusuf Kalla tentang SDM dan Iptek jauh lebih realistis, berbobot, dan aplikatif," pungkas Ketua Fraksi PKB DPR itu.(ara/jpnn)