RI Desak DK PBB Atasi Konflik di Timur Tengah
jpnn.com - JAKARTA - Mewakili pemerintah Indonesia, Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa bertemu dengan Presiden Dewan Keamanan (DK) PBB. Dalam pertemuan yang digelar Kamis (22/8) pagi waktu setempat, Marty meminta penjelasan Presiden DK PBB mengenai penanganan konflik di Palestina, Suriah dan Mesir oleh DK PBB.
Selain Marty, pertemuan juga dihadiri oleh Wakil Tetap Argentina pada Perserikatan Bangsa-Bangsa, Duta Besar María Cristina Perceval.
"DK PBB harus dapat menjalankan mandatnya untuk menjaga Perdamaian dan Keamanan di dunia khususnya di kawasan Timur Tengah," kata Marty melalui siaran pers, Jumat (23/8).
Soal Palestina, Marty menegaskan bahwa dimulainya proses perundingan yang difasilitasi Pemerintah AS menjadi momentum positif. Pemerintah Indonesia mendorong DK PBB untuk menciptakan kondisi yang kondusif dan mendorong kedua pihak agar terus melakukan perundingan.
Terkait perkembangan di Suriah, Menlu Marty meminta DK PBB untuk mencari opsi-opsi lain agar perundingan damai Suriah segera digelar. Termasuk melakukan pendekatan yang sifatnya bertahap untuk menciptakan rasa saling percaya diantara pihak yang bertikai.
Sementara mengenai masalah Mesir, Marty kembali menyampaikan keprihatinan yang sangat mendalam terhadap tindak kekerasan yang telah mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka. Sebagai sahabat Mesir, Indonesia tidak menghendaki kekerasan yang berkelanjutan di Mesir sebagaimana terjadi di beberapa negara di kawasan.
Meski perkembangan di Mesir belum masuk agenda tetap DK PBB, Marty mengingatkan pentingnya langkah antisipatif agar kejadian konflik seperti di Suriah tidak terulang.
"Kekerasan bukanlah jalan untuk menemukan solusi. Diplomasi harus bergerak untuk selesaikan permasalahan di Timur Tengah", tandas menteri berkacamata bulat ini. (dil/jpnn)