Riau Jadi Tuan Rumah Festival Antikorupsi
jpnn.com - Anggapan Riau sebagai provinsi yang kaya tapi korup sulit untuk diingkari. Terlebih setelah tiga gubernur Riau dicokok Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), plus dua mantan Ketua DPRD Riau, empat bupati dan sejumlah pejabat eksekutif maupun legislatif, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota harus masuk “bui” karena kasus korupsi.
Ini pula yang menjadi alasan, kenapa Riau masuk salah satu dari enam provinsi yang diawasi secara ketat oleh KPK.
Fakta memprihatinkan ini, nampaknya sangat disadari oleh Gubernur Riau saat ini H. Arsyadjuliandi Rachman. Makanya sejak awal, pria yang akrab disapa Pak Andi itu menunjukkan sikap anti korupsi dalam menjalankan roda pemerintahan.
Hanya saja, sikap anti korupsi dan berani bersih yang ditunjukkan Pak Andi tidak selalu mendapat dukungan. Malah sebaliknya, sering mendapat rintangan, tidak saja dari internal birokrasi yang selama ini terbiasa dengan budaya korupsi, tapi juga dari sebagian masyarakat yang selama ini juga ikut menikmati “cucuran” dana korupsi.
Konon, banyaknya Silpa di APBD Riau dalam dua tahun terakhir disinyalir karena banyak pejabat yang tak siap melaksanakan kegiatan tanpa korupsi. Atau, ada juga yang takut berlebihan bakal disangka melakukan tindak pidana korupsi.
Tapi Andi Rachman nampaknya tidak surut. Politisi Partai Golkar itu bahkan kini membuat terobosan baru, yakni dengan membawa Provinsi Riau sebagai tuan rumah Festival Anti Korupsi dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi Internasional.
Festival yang akan ditaja di sepanjang Jalan Gajah Mada, Pekanbaru, Riau pada tanggal 7 - 9 Desember 2016 itu, rencananya akan langsung dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.
Para menteri dan para gubernur dari 34 provinsi juga diharapkan hadir. Seluruh kabupaten/kota se-Riau juga wajib mendukung dan menyukseskan festival itu.