Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ribuan Penonton Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba 2016 Kenakan Ulos

Jumat, 19 Agustus 2016 – 16:09 WIB
Ribuan Penonton Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba 2016 Kenakan Ulos - JPNN.COM
Pengrajin kain ulos di pelataran rumahnya di desa Lumban Suhi-suhi, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir.Foto: metro Siantar/dok.JPNN.com

jpnn.com - PARAPAT – Warnanya gelap, merah-hitam-putih yang biasa dikombinasi dengan tempelan manik-manik warna-warni.

Itulah ulos, selendang yang digunakan dalam semua upacara penting dan tradisi Batak. 

Kain tenun Tapanuli ini pernah tampil di Asian Model Festival Awards 2016. Ketenaran ulos yang sudah mendunia itu akan kembali heboh di Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba (KKPDT) 2016 di Parapat, Kabupaten Simalungun dan Balige, Kabupaten Tobasa pada 20-21 Agustus mendatang. 

Ribuan manusia penonton karnaval ini akan mengenakan ulos dan tutup kepala tenun atau sortali. Lantas apa sih istimewanya ulos? Mengapa ulos ikut diangkat? Mengapa juga Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi juga bersedia mengenakan trade mark khas Batak itu saat KKPDT nanti?

“Presiden Jokowi sangat menghormati budaya local. Tahun lalu di Karnaval Khatulistiwa Pontianak, Kalbar, beliau juga mengenakan baju kebesaran Dayak, dan ikut karnaval keliling kota. Tahun ini 2016, beliau juga senang bisa mengenakan simbol-simbol budaya Batak di Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba 2016 ini,” ujar Menpar Arief Yahya, di Jakarta.

"Ulos yang berwarna dasar merah tua, hitam dan ornamen putih itu kontras dengan suasana Danau Toba yang terang, cerah, hijau. Karena itu kalau difoto akan menghasilkan efek gambar yang indah. Warna-warnanya jadi hidup, menonjol," kata Arief Yahya.

“Ulos memang tidak mudah lekang dengan panas, dan tidak lapuk dari hujan. Ulos, tidak hanya menyimpan tradisi “Batak” yang kental dan sarat makna, tapi juga prestise dari moderenisasi proses akulturasi,” terang Irma Hutabarat, Dewan Pendiri Miyara Sumatera Foundation - organisasi yang bergerak untuk pelestarian budaya, konservasi alam, dan pengembangan pariwisata Sumatera, Rabu (17/8).

Dari kajian yang dilakukan Miyara Sumatera Foundation, ulos memang terlihat istimewa. Ditemukan fakta bahwa ulos merupakan suatu produk penting asal salah satu peradaban tertua di Asia. Usianya diperkirakan sudah 4.000 tahun. Ulos bahkan disebut-sebut telah ada jauh sebelum bangsa Eropa mengenal tekstil.

PARAPAT – Warnanya gelap, merah-hitam-putih yang biasa dikombinasi dengan tempelan manik-manik warna-warni. Itulah ulos, selendang yang digunakan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News