Ribuan Warga Kepung BP Batam
Hindari Risiko, Toko dan Kantor Tutup Lebih AwalMenurut Raja Harum, sampai kemarin siang belum ada hasil perundingan. "Tapi, gubernur berjanji memperjuangkan tuntutan warga sampai tuntas dalam waktu dekat," katanya.
Kapolda Kepri Brigjen Pol Endjang Sudrajat juga menyatakan bahwa kericuhan kemarin terjadi karena pertemuan belum menghasilkan keputusan. "Sebetulnya perundingan masih berlangsung. Tapi, massa tidak sabaran. Gubernur belum mencapai kesepakatan. Jadi, apa yang mau disampaikan?" kata Endjang.
Sementara itu, Bank BRI dan Kantor Pos Batam Center yang semula buka seperti biasa akhirnya memutuskan tutup saat aksi warga kian panas. Beberapa rumah makan, perusahaan properti, dan perkantoran lain di Jalan Engku Putri juga tutup lebih awal. Apalagi, ketegangan melebar ke Simpang Mesjid. Massa membakar ban dan memblokade Jalan Engku Putri dengan pohon yang mereka tumbangkan.
Sebaliknya, pedagang kaki lima justru menjajakan dagangan secara langsung kepada massa yang beraksi. Ujang, salah seorang pedagang kaki lima, mengaku sudah biasa berdagang di tengah demo massa. "Saya yakin demonya berlangsung damai dan aman. Andai rusuh pun, aparat keamanan akan cepat menangani," katanya.
Di Perumahan Taman Duta Mas (TDM), Batam Center, ratusan anggota salah satu organisasi masyarakat (ormas), polisi, dan TNI berjaga di beberapa pintu masuk kemarin sore. Informasi yang beredar menyebutkan, permukiman elite itu dijaga ketat karena ada isu bahwa ratusan warga kampung tua yang beraksi di gedung BP Batam akan melanjutkan aksi ke rumah Wakil Gubernur Kepri Soeryo Respationo di TDM. (eja/JPNN)