Ribuan Warga Serbia Dukung Invasi Rusia, Mayoritas Penganut Paham Ini
jpnn.com, BEOGRAD - Ribuan orang Serbia di ibu kota, Beograd, memprotes upaya pemerintah Serbia menjauhkan diri dari Moskow setelah Rusia melakukan invasi ke Ukraina.
Para pengunjuk rasa pada Jumat (15/4) mengibarkan bendera Rusia dan Serbia serta membawa gambar Presiden Vladimir Putin sambil berbaris menuju kedutaan Rusia.
Kerumunan orang-orang itu, yang banyak berasal dari organisasi ultranasionalis, bergabung dalam pawai dari pusat kota ke kedutaan Rusia terdekat.
Di lokasi tujuan, mereka menembakkan suar sinyal, memainkan lagu kebangsaan Rusia dan Serbia, dan memuji kedua negara sebagai bangsa bersaudara.
"Saya datang ke demo ini untuk mendukung Rusia dan untuk mengatakan 'tidak' dengan keras dan jelas terhadap kebijakan pihak berwenang di Beograd yang membuat keputusan memalukan untuk memilih menentang Rusia di PBB," kata Mladen Obradovic, seorang pengunjuk rasa.
Dalam beberapa pekan terakhir, Beograd tiga kali memberikan suara dukungan untuk resolusi PBB, yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina dan menangguhkan keanggotaan Rusia dari badan hak asasi manusia utama PBB.
Moskow menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus". Namun, Serbia, yang hampir seluruhnya bergantung pada gas dan minyak Rusia, menolak untuk menjatuhkan sanksi terhadap Kremlin dan mempertahankan penerbangan reguler ke Moskow.
Para pengunjuk rasa meneriakkan "Ogah NATO" dan "Serbia dan Rusia adalah saudara," dan slogan-slogan menentang Presiden Aleksandar Vucic, yang memenangkan pemilihan presiden pada 3 April --sementara partai Progresif yang dia pimpin mendapatkan suara terbanyak untuk membentuk pemerintahan.