Ribuan Wisatawan Ikuti Ritual Mandi Safar Penolak Bala di Desa Air Hitam Laut Jambi
“Mandi Safar ini ritual budaya, bukan syariat Islam. Selalu digelar setiap Rabu bulan Hijriah,” kata As'ad Arsyad.
Dia menjelaskan mandi Safar dimulai sejak matahari terbit yang dimulai dengan pembacaan doa dan lantunan salawat bersama-sama.
Kemudian dilanjutkan dengan prosesi melarungkan menara tunggal tiga tingkat setinggi hampir lima meter.
Setiap tingkatan mewakili pemahaman iman, ihsan dan Islam.
Menara tersebut berbentuk segi empat, yang melambangkan unsur penciptaan air, api, angin dan tanah.
Selanjutnya kalimat-kalimat doa dituliskan di atas 1.111 lembar daun. Untaian doa tersebut diharapkan bisa menjadi penangkal musibah.
“Jumlah daunnya harus ganjil karena angka yang baik,” terang As'ad.
Secara perlahan, ribuan orang mulai menceburkan diri ke air laut Pantai Babussalam.