Rita, Perawat yang Diapresiasi Pemerintah Jepang karena Tangani Korban Gempa-Tsunami
Memilih Terisolasi di RS, Hanya Makan Nasi dan Kecap AsinSabtu, 26 Maret 2011 – 08:08 WIB
Apartemen yang ditinggali Rita selamat dari kerusakan karena gempa maupun terjangan air bah tsunami. Saat tsunami menerjang, dari apartemennya, Rita bisa menyaksikan air bah menghantam dan menyeret berbagai benda maupun manusia.
Seketika Rita dan temannya yang bernama Yantri, asal Cirebon, Jawa Barat, teringat kepada para pasien yang menjadi tanggung jawabanya di rumah sakit. "Saya langsung teringat bahwa saya punya pasien yang dirawat di lantai tiga. Karena itu, saya putuskan untuk segera ke rumah sakit," ungkap Rita menceritakan kembali pengalamannya seusai mendapat penghargaan dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah dan dari direktur utama Rumah Sakit Telogorejo Semarang, tempat dirinya bekerja, kemarin (25/3).
Rita dan Yantri langsung bergegas ke rumah sakit tempat mereka bertugas. Untuk menuju rumah sakit, mereka berjalan kaki sekitar 5 menit. Sempat ada perasaan takut setelah melihat kerusakan karena tsunami itu. Namun, tanggung jawab terhadap profesi membuat mereka mengabaikan ketakutan tersebut. Rita teringat kepada pasien-pasiennya yang rata-rata berpenyakit parah seperti kanker dan parkinson.