Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Rita, Perawat yang Diapresiasi Pemerintah Jepang karena Tangani Korban Gempa-Tsunami

Memilih Terisolasi di RS, Hanya Makan Nasi dan Kecap Asin

Sabtu, 26 Maret 2011 – 08:08 WIB
Rita, Perawat yang Diapresiasi Pemerintah Jepang karena Tangani Korban Gempa-Tsunami - JPNN.COM
PANUTAN: Rita Retnaningtyas saat menerima penghargaan dari Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah Edy Nuryanto, Jumat (25/3). Foto : Radar Semarang/JPNN
Setelah tsunami berlalu, bahaya lain yang mengancam adalah radiasi nuklir karena bocornya pembangkit tenaga nuklir di wilayah tersebut. Beruntung, lokasi rumah sakit tempat Rita bertugas berjarak sekitar 60 kilometer dari reaktor. Pemerintah Jepang mengumumkan, radius 30 kilometer dari reaktor yang bocor harus dikosongkan dan penduduk di radius 50 kilometer diimbau untuk membatasi keluar rumah.

Selasa, 22 Maret 2011, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kojiro Shiojiri secara terbuka memberikan apresiasi atas kerja keras Rita selama bencana. Menurut dia, Rita memilih bertahan di lokasi bencana untuk merawat para korban. Hal itu diucapkan Kojiro dalam sebuah acara di Jakarta.

Meski demikian, Rita meminta hal tersebut tidak dibesar-besarkan. Dia menilai, itu merupakan hal yang biasa dilakukan masyarakat Jepang ketika mendapat bantuan, meski sekecil apa pun. "Kebaikan sekecil apa pun, pasti masyarakat Jepang akan mengucapkan arigato. Jadi, hal tersebut tidak perlu dibesar-besarkan. Apalagi saya di sana juga bersama perawat-perawat lain. Mereka juga berjasa," tuturnya merendah.

Dia menyatakan bingung ketika diberi tahu bahwa pemerintah Jepang memberikan penghargaan untuk dirinya. Sebab, memang tak ada penghargaan khusus yang diserahkan kepada dirinya. Karena itulah, dia menilai, apresiasi yang diucapkan Kojiro merupakan tradisi masyarakat Jepang yang ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang pernah menolong.

Ketika gempa dan tsunami terjadi di Miyagi, Jepang, 11 Maret lalu, banyak WNI di sana yang berbondong-bondong pulang ke tanah air. Tapi, hal itu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA