Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Rizal Ramli: Selat Malaka tak Kondusif untuk Pelayaran

Senin, 10 Juli 2017 – 19:08 WIB
Rizal Ramli: Selat Malaka tak Kondusif untuk Pelayaran - JPNN.COM
Rizal Ramli (kiri), Win Pudji Pamularso (tengah). Foto: Mesya Mohammad/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat ekonomi Rizal Ramli menyoroti kondisi Selat Malaka yang semakin hari kian ramai. Selat yang menjadi jalur perlintasan kapal-kapal tanker ini dinilai tidak kondusif lagi untuk pelayaran.

Itu sebabnya, pemerintah Indonesia harus mencari jalur pelayaran lain yang lebih aman. "Berapa tahun lagi lalulintas pelayaran Selat Malaka akan sangat padat. Ini sangat berbahaya karena bisa terjadi tabrakan," kata Rizal dalam konpres di Jakarta, Senin (10/7).

Mantan Menko Maritim ini menyarankan agar perusahaan pelayaran memilih Selat Lombok dan Sulawesi yang lebih sepi.

Memang, sedikit lebih lama dua jam dibanding melewati Selat Malaka. Namun, dari sisi keamanan jauh lebih savety.

"Kapal-kapal tanker akan lebih aman lewat Selat Lombok dan Sulawesi. Jangan memburu waktu tapi nyawa terancam karena tabrakan kapal bisa terjadi sewaktu-waktu," tuturnya.

Rizal menambahkan, laut akan menjadi primadona. Lantaran pertambangan yang saat ini banyak di darat akan berpindah ke laut.

Hal ini dibenarkan Win Pudji Pamularso. Menurut Direktur Operasi PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) itu, saat ini ada kecenderungan investasi migas semakin ke arah off shore (kawasan laut), dengan pergeseran dari wilayah barat Indonesia ke timur.

"Kecenderungan investasi di sektor migas dari darat ke lautan membutuhkan investasi yang semakin tinggi, penggunaan teknologi semakin canggih, serta kebutuhan SDM handal," tandasnya. (esy/jpnn)

Pengamat ekonomi Rizal Ramli menyoroti kondisi Selat Malaka yang semakin hari kian ramai. Selat yang menjadi jalur perlintasan kapal-kapal tanker

Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News