Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ronald Prasanto Sukses Kawinkan Kopi dengan Molecular Gastronomy

Ciptakan Aneka Kreasi dari 'Laboratorium' di Garasi

Senin, 12 Agustus 2013 – 06:47 WIB
Ronald Prasanto Sukses Kawinkan Kopi dengan Molecular Gastronomy - JPNN.COM

”Apa yang saya bikin, Adrian ataupun Ferran juga pasti bisa. Tapi, ketika saya duluan yang mengeluarkan menu, mereka akan bilang ketika mau membuat hal yang sama. Begitu pula kalau saya mau bikin es teh panas yang identik dengan Adrian Ishak, saya bilang dulu sama dia,” paparnya.

Itulah mengapa dia tidak mematenkan kreasi yang dia ciptakan. Dia justru senang apabila makin banyak orang yang bisa mempraktikkan dan menghasilkan kreasi-kreasi baru.

Ketika menemui Jawa Pos di rumahnya, Ronald sedang kedatangan seorang pelajar sekolah perhotelan yang ingin belajar teknik molecular gastronomy. Dia tidak segan berbagi ilmu. ”Yang penting pemahaman basic tentang bahan-bahan yang digunakan, misalnya nitrogen cair itu suhunya berapa, bagaimana reaksinya bila bertemu liquid. Bila sudah paham, tinggal berkreasi. Yang penting have fun, jangan dibayangkan ribet,” tuturnya.

Ronald mempraktikkan proses membentuk jelly seperti pada pembuatan Espresso Ravioli. Bedanya, dia menggunakan bahan kurma dan keju, disajikan dengan coffee sorbet. Untuk membuat sorbet, proses pembekuannya menggunakan nitrogen cair bersuhu minus 198 derajat Celsius. Bila proses pembekuan dengan freezer perlu waktu sekitar dua jam, dengan cara ini hanya dibutuhkan sekitar 15 menit.

Dalam bereksperimen, tentu tidak sekali jadi langsung berhasil. Anak kedua di antara tiga bersaudara itu mengakui sering gagal. Meski tidak pernah mengalami kejadian yang membahayakan, pernah suatu kali bahan-bahan yang dia pakai dalam eksperimen berhamburan dan mengotori dinding ruangan. ”Akhirnya dicat ulang,” kenangnya.  

Ronald mengakui, belum banyak yang menekuni molecular gastronomy. Salah satu penyebabnya, investasi yang diperlukan tergolong besar. Untuk peralatan yang ada di ”laboratorium” miliknya, Ronald menyebut menghabiskan di atas Rp 200 juta.

”Saya senang kalau makin banyak yang main molecular gastronomy. Bisa makin seru sharing-nya. Tapi, balik lagi, modal yang dibutuhkan besar. Kalau mau bisnis, orang pasti berpikir, mending beli mesin espresso daripada beli alat-alat ini,” kata dia. ”Mungkin cuma orang yang nyentrik yang memilih beli alat-alat seperti saya,” terangnya.

Saat ini Ronald tengah menyiapkan kafe yang menyediakan menu-menu dessert seperti gelato, ice cream, sorbet, dan kopi dengan teknik molecular gastronomy. Kafe yang diberi nama Ron’s Laboratory tersebut bakal di-launching akhir September.

MENYAJIKAN kopi bisa dilakukan dengan beragam cara. Nah, Ronald Prasanto memilih teknik molecular gastronomy. Dia menggabungkan skill memasak dengan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News