Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Rp 32 Triliun Melayang Gegara Corona, Petani Zaitun Italia di Ambang Kehancuran

Sabtu, 04 Juli 2020 – 15:20 WIB
Rp 32 Triliun Melayang Gegara Corona, Petani Zaitun Italia di Ambang Kehancuran - JPNN.COM
Petani zaitun Italia mengalami kerugian puluhan triliun rupiah gegara virus corona. Foto: Reuters

jpnn.com, ROMA - Serikat pertanian Codiretti mengungkapkan, drastisnya penurunan permintaan minyak zaitun Italia di tengah pandemi virus corona membuat para pemilik dari 400.000 lebih perkebunan dengan beragam ukuran berisiko mengalami kehancuran finansial.

Coldiretti menyampaikan bahwa para petani yang membudidayakan sekitar 250 juta pohon zaitun di seluruh Italia sejauh ini telah mengalami kerugian total 2 miliar euro (sekitar Rp 32 triliun) akibat krisis.

Menggandeng para peneliti dari Unaprol, sebuah asosiasi petani zaitun terbesar di Italia, Coldiretti meneliti dampak yang dialami para petani zaitun di negara tersebut.

Menurut Coldiretti dan Unaprol, perlambatan ekonomi di seluruh dunia, dipadukan dengan karantina wilayah (lockdown) skala nasional dan sepinya pariwisata, menimbulkan pukulan ekonomi bagi para petani.

Penelitian ini memaparkan bahwa permintaan yang lebih rendah menyebabkan penurunan harga hingga 44 persen.

Coldiretti mendesak dilaksanakannya sebuah rencana penyelamatan, yang menyerukan pemangkasan prosedur pengendalian kualitas dan dukungan finansial bagi produsen yang menghadapi kesulitan ekonomi.

Para produsen minyak zaitun Italia menghadapi serangkaian kendala selama dua tahun terakhir, termasuk cuaca buruk pada 2018 dan tarif ekspor ke Amerika Serikat.

Selain berbagai isu terkait permintaan dan distribusi tahun ini, pandemi coronavirus juga mempersulit para petani menemukan pekerja yang diperlukan untuk memetik zaitun. (xinhua/ant/dil/jpnn)

drastisnya penurunan permintaan minyak zaitun Italia di tengah pandemi COVID-19 membuat para pemilik dari 400.000 lebih perkebunan

Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Xinhua

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News