RS Mandaya Hadirkan Pusat Neuromuscular Pertama di Indonesia, Ini Keunggulannya
Tidak jarang, pengidap penyakit ini mendapatkan diagnosis yang kurang tepat karena gejalanya tidak spesifik dan mirip dengan berbagai penyakit lain.
Karena itu, keberadaan tim dokter yang betul-betul menguasai tentang gangguan yang terjadi pada saraf dan otot sangat penting dalam perjalanan penanganan neuromuskular.
“Kami beruntung dapat bekerja sama dengan Dr Luh Ari dan tim yang memiliki spesialisasi penyakit otot akibat gangguan saraf yang menyebabkan nyeri otot, kelemahan hingga kelumpuhan anggota gerak, seperti tangan, kaki," kata Public Relation Director Mandaya Royal Hospital Group Erwin Suyanto menambahkan.
Dia menyampaikan Mandaya Royal Hospital Puri sangat bangga dapat menyatukan dokter spesialis otot yang sangat jarang di Indonesia dengan teknologi canggih, seperti alat Advanced EMG Single Fiber, Evoked Potential Test, MRI Neuro Sensitive hingga Laboratorium Genetik DNA.
"Jika sebelumnya pasien harus ke Singapura untuk mendapatkannya, sekarang sudah bisa di Indonesia, di Mandaya dengan biaya yang jauh lebih terjangkau,” ujar Erwin Suyanto.
Sebagai informasi, seringkali orang-orang yang merasakan keluhan terkait neuromuskular, membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan diagnosis yang pasti terkait penyakitnya, biasanya sekitar 5-30 tahun.
Salah satu pasien yang hadir di acara peluncuran ini menceritakan soal perjalanan dirinya sebagai pengidap Facioscapulohumeral Muscular Dystrophy (FSHD).
Dia menyebutkan butuh waktu 12 tahun hingga akhirnya mengetahui diagnosis yang tepat.