Ruang Kelas Ambruk, Ratusan Pelajar Belajar Bergantian
jpnn.com - CIKOLE - Ratusan siswa SD Negeri Subang Jaya 1, Kelurahan Subang Jaya RT 1/10 Kecamatan Cikole Kota Sukabumi, terpaksa belajar bergantian. Hal ini terjadi pasca ambruknya tiga ruang kelas pada Senin (10/11) malam lalu, yang mengakibatkan ruang kelas rusak tak bisa digunakan.
Untuk tetap melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), pihak sekolah pun memberlakukan sistem bergantian pagi dan siang. Kelas I dan II mulai aktivitas belajar pukul 07.00-09.30 WIB. Sedangkan untuk kelas IV dan V, mulai belajar pukul 09.30-13.00 WIB. Akibatnya, pelajar yang biasa mendapat jam belajar 35 menit per mata pelajaran, kini harus dikurangi 10 menit menjadi 25 menit per mata pelajaran.
"Kalau terus diliburkan kasihan, apalagi anak-anak sebentar lagi mau ujian sekolah. Makanya kita adakan shif-shifan agar proses belajar tetap berjalan," terang Kepala SDN Subangjaya 1, Ebah Suebah kepada Radar Sukabumi (Grup JPNN), Rabu (12/10).
Meskipun ada empat ruangan kelas yang tidak terkena longsor, namun melihat dari kondisinya dikhawatirkan ruangan tersebut terancam terkena longsor.
"Takut terkena longsor susulan. Kondisi bangunannya sudah retak-retak dan sangat rawan. Jadi kita belum berani menggunakan empat ruangan tersebut apalagi sekarang ini sedang musim hujan," ucapnya.
Sementara itu, terkait rencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi yang akan memasang tenda untuk kegiatan KBM di SDN Subangjaya 1, Ebah mengatakan hingga saat ini pihaknya belum menerima kabar tersebut. "Kita belum ada kabar soal pemasangan tenda," tegasnya.
Saat ini pihak sekolah sudah mendapat perhatian dari pemerintah Kota Sukabumi termasuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi yang meninjau secara langsung lokasi kejadian. Menurutnya, pihak Dinas P dan K akan secepatnya merenovasi bangunan tersebut.
Seperti diketahui, kejadian terjadi pada Senin (10/11) malam sekitar pukul 19.00 WIB. Saat itu, hujan deras mengguyur Kota Sukabumi. Diduga, saluran air yang berada di atas bangunan sekolah terlalu sempit sehingga air meluap dan mengakibatkan kontruksi tanah menjadi labil.