Rudal Amerika Serikat Ditinju, Benderanya Hancur
Korut selalu berada dalam kondisi bermusuhan dengan AS karena negara tersebut berpihak pada Korsel saat terjadi Perang Korea pada 25 Juni 1950–27 Juli 1953.
Perang tersebut sejatinya belum berakhir. Korsel dan Korut hanya sepakat untuk gencatan senjata. Gencatan senjata itu pun sudah berlangsung lebih dari setengah abad.
Karena itu, ketegangan sangat terasa di Semenanjung Korea. Ditambah lagi, Korut gemar menguji coba rudal miliknya.
Kemarin Moon Jae-in yang dua bulan lalu baru terpilih sebagai presiden Korsel berusaha mewujudkan niatnya untuk merangkul Korut.
Secara formal, pemimpin 64 tahun tersebut mengajak Korut untuk berdialog militer. Jika Pyongyang menerima undangan tersebut, dialog militer dua Korea itu bakal menjadi yang pertama.
Dalam surat resminya, Moon menyatakan bahwa dialog militer tersebut bisa dilangsungkan pekan ini. Pengganti Park Geun-hye itu berharap dialog tersebut membuahkan aksi nyata untuk mengurangi bentrok di perbatasan Korut dan Korsel.
’’Dialog dan kerja sama dua Korea akan menjadi cara paling efektif untuk meredam ketegangan dan mewujudkan perdamaian di Semenanjung Korea,’’ kata Cho Myoung-gyon, menteri unifikasi Korsel.
Kementerian Pertahanan Korsel mencantumkan 21 Juli sebagai tanggal pertemuan dua Korea untuk membahas keamanan. Rencananya, dialog itu berlangsung di Gedung Tongilgak di Desa Panmunjom, Provinsi North Hwanghae, perbatasan dua negara.