Rumah Dokter Dibom Molotov
jpnn.com - MAKASSAR - Teror bom molotov terjadi lagi. Kali ini target tindakan anarki yang dilakukan orang tak dikenal itu, adalah rumah dokter Farida Albugis di Jalan Kelinci Tengah Nomor 67, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar, Kamis subuh, 30 Oktober.
Farida Albugis merupakan dokter Spesialis Anak RSUD Labuang Baji. Suami Farida, Willy Tero, 64, mengatakan, kejadian berkisar pukul 03.30 Wita. Saat itu, penghuni rumah masih tertidur pulas.
"Kami tidur di lantai atas. Bunyinya keras sekali. Makanya kami terbangun. Tapi saat ke luar, pelaku sudah tidak ada," cerita Willy yang ditemui di TKP, siang kemarin.
Bom molotov yang terbuat dari botol, sumbu, dan bahan bakar bensin tersebut dilempar dari luar pagar mengenai pintu depan rumah, kemudian jatuh ke lantai dan meledak.
Akibatnya, api membubung, membakar kursi teras dari rotan dan nyaris membakar habis plafon kayu di atasnya. Willy mengaku, sempat mendengar suara kendaraan sepeda motor melintas pergi sesaat setelah mendengar bunyi ledakan dari teras rumahnya.
Pengakuan Willy Tero, pihak keluarga sebelum kejadian bom molotov tersebut tidak punya masalah dengan tetangga atau siapa pun. Sehari-hari ia hanya berada di rumah yang dihuninya bersama istri, dan seorang putrinya yang kini kuliah di kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar dan beberapa pembantu.
Sementara, dokter Farida Albugis juga setiap hari sibuk dengan pekerjaannya di Poli Anak, RSUD Labuang Baji. Merasa tidak pernah punya masalah dengan siapa pun, Willy Tero awalnya enggan melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian.
"Mau bagaimana melapor, kita ndak lihat pelakunya. Mau curigai siapa-siapa tanpa ada dasarnya kan tidak enak juga," kata Willy kepada FAJAR (JPNN Grup), Kamis (30/10).