Rumah Milenial: Jangan Karena Perbedaan Pilihan Politik Meminta Referendum
jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat tidak perlu percaya dan termakan provokasi dengan informasi hoaks dan propaganda yang beredar usai Pemilu 2019. Hal ini menjadi salah satu kesimpulan Silaturahmi dan Dialog Kebangsaan yang diadakan oleh Rumah Milenial, Lembaga Kajian Strategi Bangsa (LKSB), Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP) dan Himpunan Putra Putri Angkatan Darat (HIPAKAD) di Gedung PBNU Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (29/5).
Selain itu, forum silaturahmi mengapresiasi kinerja aparat keamanan yang berusaha maksimal menjaga situasi kondusif dan keamanan masyarakat setelah perhelatan Pemilu.
Dalam dialog ini, Intelektual muda NU, Abdul Ghopur mengatakan memahami demokrasi harus komprehensif agar mengetahui hakikat dari demokrasi tersebut. Menurutnya, demokrasi dalam arti lain bukanlah tujuan melainkan alat untuk mencapai tujuan yakni kemakmuran, kesejahteraan dan kedaulatan rakyat.
"Demokrasi bukanlah pemicu perpecahan antarbangsa, demokrasi adalah indikator bersatunya masyarakat untuk mewujudkan cita cita kemerdekaan Indonesia. Kuncinya, masyarakat harus menerima perbedaan pandangan dan legowo atas berbagai kebijakan yang telah disepakati atas nama bangsa Indonesia. Perbedaan adalah rahmat dan kita wajib mengelolanya dengan bijaksana," katanya.
(Baca Juga: Pernyataan Keras Ryamizard Ryacudu Tanggapi Isu Referendum Aceh)
Direktur Lembaga Kajian Strategis Bangsa (LKSB) ini juga menyikapi adanya permintaan referendum usai perhelatan Pemilu 2019. "Kemerdekaan Indonesia adalah hasil ijtima para ulama. Ini sangat penting bahwa kemerdekaan dan persatuan Indonesia juga didukung para ulama. Mari jaga bersama persatuan dan perdamaian Indonesia," ujarnya.
Hadir pada kegiatan tersebut Bendahara Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), H Bina Suhendra, Lembaga Kajian Strategi Bangsa (LKSB), Abdul Ghopur, Pendiri Rumah Milenial, Sahat Martin Philip Sinurat, Ketua Umum Himpunan Putra Putri Angkatan Darat (HIPAKAD), Hariara Tambunan, Ketua Umum Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP), Bimo Suryono, Sekretaris Eksekutif PGI, Pdt. Jimmy Sormin, dan puluhan peserta dari berbagai kalangan.
Pendiri Rumah Milenial, Sahat Martin Philip Sinurat mengharapkan para tokoh bangsa, elite politik dan tokoh agama memberikan teladan bagaimana menyikapi hasil pemilu secara dewasa.