Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Runtuhnya Dinasti RatuAtut

Selasa, 31 Desember 2013 – 15:00 WIB
Runtuhnya Dinasti RatuAtut - JPNN.COM

Ketika diketahui bahwa Wawan bermain dalam menumbangkan hasil pemilihan Bupati di salah satu wilayah di Banten, Lebak –menjadi semakin gamblang bahwa dua bersaudara ini saling bekerjasama. Atut menjadi tersangka kasus korupsi yang bernilai Rp 30 miliar penggelembungan dana pengadaan alat-alat kesehatan (Alkes).

Tuduhan serupa juga menimpa adik ipar Atut (juga istri Wawan) Airin Rachmi Diany, yang menjabat sebagai Walikota Tangerang Selatan. Jika terbukti, anggota keluarga lainnya juga bisa berakhir di jaring KPK.

Sementara di sisi pemerintahan Banten, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menempatkan Rano Karno, Wakil Gubernur Atut yang datang dari PDI-P untuk bertugas menggantikan Atut sementara ‘absen’, meskipun banyak yang meragukan kemampuan mantan aktor ini, namun partainya mendapat keuntungan.

Jadi, akankah skandal korupsi ini akan merusak popularitas “pohon beringin”  di kancah nasional?

Pertama, Golkar telah menikmati lonjakan kenaikan peringkat mereka seperti dirilis dalam survey baru-baru ini yang mencapai 17% -level yang mengalahkan Demokrat dan hampir mendekati PDI-P.

Kedua, Golkar memiliki keunggulan institusional atas Demokrat. Terbentuk selama era Suharto, partai ini telah membentuk akar budaya yang mendalam di masyarakat, terutama di luar Jawa.

Ketiga, -tidak seperti Demokrat- dan ini adalah perbedaan yang sangat penting – Golkar jarang didengar menyebarkan slogan “pemerintahan yang bersih” – maka mereka akan bisa menghindar dari kemunafikan karena serentetan skandal di Banten. Pada saat yang sama, partai Golkar telah lama memperlihatkan kemampuannya demi pembangunan dan kesejahteraan provinsi.

Keempat, Golkar tidak tergantung pada satu sosok saja. Mantan pemimpin seperti Jusuf Kalla, Wiranto dan Surya Paloh telah meninggalkan partai ini tanpa mengguncang viabilitas dan popularitas partai. Intinya, para pemimpin Golkar bisa datang dan pergi, dan Atut, bisa dibilang tidak terkecuali.

SEMENTARA kemacetan Jakarta sudah seperti berjalannya seekor siput, Komisi Pemberantasan Korupsi (atau lebih dikenal KPK) berjalan layaknya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
  • Karim Raslan

    Saatnya Indonesia Berubah

    Selasa, 12 Agustus 2014 – 10:46 WIB
    Saatnya Indonesia Berubah - JPNN.com
  • Karim Raslan

    Propaganda dalam Hasil Survei

    Jumat, 27 Juni 2014 – 00:16 WIB
    Propaganda dalam Hasil Survei - JPNN.com
  • Karim Raslan

    Pelajaran Berharga Modi untuk Indonesia

    Kamis, 12 Juni 2014 – 00:37 WIB
    Pelajaran Berharga Modi untuk Indonesia - JPNN.com
  • Karim Raslan

    Korban Pemilu

    Rabu, 04 Juni 2014 – 02:02 WIB
    Korban Pemilu - JPNN.com
X Close