Rupiah Anjlok, Industri Otomotif Ikut Tergerus
jpnn.com, JAKARTA - Hingga saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar masih melemah. Saat ini angka nilai tukar rupiah terhadap dolar sudah menyetuh Rp 14,835.
Melemahnya rupiah, membuat cemas pengiat bisnis industri otomotif di Indonesia. Meski sudah memproduksi lokal, tapi pada kenyataanya beberapa komponen suku cadang atau bahan baku masih ada yang diimpor.
Pengamat Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance atau INDEF Bhima Yudhistira mengatakan, melemahnya rupiah saat ini berdampak cukup besar ke industri otomotif karena komponen bahan baku impornya tinggi.
"Pasti cukup besar pengaruhnya ke sektor otomotif karena bahan baku untuk membuat suku cadang masih impor. Bahkan masih ada suku cadangnya beberapa diproduksi di luar negeri," ujar Bhima kepada JPNN.com, Rabu (12/9).
Jika merujuk beberapa produsen mobil, mereka masih mengimpor bahan baku untuk membuat suku cadang, sebut saja Toyota, Mitsubshi, Honda dan Suzuki. Mereka masih mengimpor bahan baku dari luar dan diproduksi di sini.
Dengan begitu, kata Bhima dampaknya harga kendaraan bermotor di tingkat dealer khususnya mobil secara rata-rata naik 5-7 persen sepanjang 2018.
Menurut Bhima hal ini tentu akan memengaruhi daya beli konsumen dengan kenaikan harga mobil.
"Dengan naiknya harga mobil akan menurunkan konsumsi kendaraan. Di saat yang bersamaan suku bunga kredit semakin mahal. Jadi tren untuk membeli mobil akan turun," pungkas Bhima. (mg9/jpnn)