Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Rupiah dan Persepsi Pasar di Tengah Pandemi Corona

Oleh: Bambang Soesatyo, Ketua MPR RI

Minggu, 14 Juni 2020 – 10:50 WIB
Rupiah dan Persepsi Pasar di Tengah Pandemi Corona - JPNN.COM
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet. Foto: Humas MPR RI

Ketidakpedulian warga pada protokol kesehatan sepanjang periode PSBB bisa menjadi preseden buruk pada era penerapan pola hidup baru. Ketentuan PSBB yang ketat saja tidak dipatuhi, apalagi terhadap ketentuan pola hidup baru dengan sejumlah pelonggaran.

Karena itu, sebelum dan selama penerapan pola hidup baru, sangat penting bagi aparatur semua pemerintah daerah untuk makin peduli dan tegas dalam mengendalikan pergerakan atau mobilitas warga di ruang publik. Jangan sampai pelanggaran protokol kesehatan pada periode PSBB itu menjadi preseden pada era penerapan pola hidup baru. Tidak boleh lagi ada pembiaran atas pelanggaran protokol kesehatan, karena risikonya sangat besar dan merugikan jutaan orang.

Kota Beijing di Tiongkok harus di-lockdown lagi karena adanya klaster baru Covid-19 di kota itu. Klaster  baru Covid-19 muncul karena ulah segelintir orang yang tidak mematuhi protokol kesehatan.

Semua pemerintah daerah patut belajar dari pengalaman buruk Beijing. Soalnya, jika pola hidup baru gagal, dan hanya menghadirkan klaster baru Covid-19, bukan tidak mungkin PSBB harus diberlakukan lagi. Dan, ketika klaster baru Covid-19 itu harus direpons dengan PSBB lagi, ada jutaan warga yang dirugikan.(***)

Menurut Bamsoet, nilai tukar rupiah menguat signifikan sejak Mei 2020. Menguatnya nilai tukar rupiah lebih karena faktor fundamental, seperti rendahnya inflasi dan defisit transaksi berjalan yang relatif aman.

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News