Rupiah Diprediksi akan Terus Bertahan di Bawah Rp 14.000 per Dolar AS
jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah diprediksikan akan terus menguat, Kamis (19/12), tren positif ini tidak lepas dari faktor internal dan eksternal.
Melihat pasar spot hari ini, pukul 9.45 WIB, rupiah menguat 4 poin atau 0,03 persen menjadi Rp 13.984 per dolar AS, berbanding posisi sebelumnya di level Rp 13.988 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis, mengatakan kemungkinan Bank Indonesia akan mengikuti bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (Fed) yang mempertahankan suku bunganya.
"Apalagi RDG sudah tiga kali memangkas suku bunganya tahun ini. Tentunya Bank Indonesia masih harus mengevaluasi dampaknya ke perekonomian," ujar Ariston.
Dalam RDG Desember 2019, Bank Indonesia diperkirakan mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7RR) di level 5 persen, dengan pertimbangan ekspektasi inflasi terkendali dan nilai tukar rupiah stabil.
Alasan lainnya Bank Indonesia saat ini masih berhasil menahan defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) sehingga pada kuartal III 2019 CAD masih berada di level yang sehat, yakni 2,7 persen dari PDB dengan kuartal sebelumnya yang mencapai 2,9 persen dari PDB.
Sedangkan dari faktor eksternal, The Fed masih berada di posisi mempertahankan suku bunga di kisaran 1,5-1,75 persen, bahkan di sepanjang tahun 2020.
Pasar tampaknya juga masih berhati-hati dengan perkembangan kesepakatan dagang. Ini terlihat dari pergerakan rupiah yang bergerak tipis sejak awal pekan pasca-kata sepakat dari kedua pemerintahan.