Rupiah Melemah, Akhir Juli Bisa Tembus Rp 14.800 per USD
”Kami harapkan investasi masuk juga ke SBN dan itu juga menambah suplai dari dolar dan menstabilkan rupiah,” jelas Perry.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menuturkan, upaya intervensi oleh BI akan membuat cadangan devisa kembali terkuras.
Dia mengungkapkan, sepanjang Januari hingga Mei ini, cadangan devisa sudah berkurang USD 9 miliar. Salah satunya untuk intervensi rupiah.
Karena itu, dia menilai masalah utamanya berada pada respons BI dan pemerintah yang terlambat mengantisipasi perubahan dinamika global.
Bhima menuturkan, perang dagang dan kenaikan Fed rate sebenarnya bisa terbaca sejak 2015.
Namun, antisipasinya baru dilakukan tahun ini dengan naikkan bunga acuan 100 bps pada dua bulan terakhir, yakni Mei dan Juni.
Selain itu, pemerintah seharusnya membuat mitigasi berupa insentif pajak untuk sektor penguat devisa seperti ekspor dan pariwisata.
”Itu juga belum dilakukan. Akibatnya, kondisi fundamental ekonomi semakin jatuh. Kalau kondisi terus begini, akhir Juli sangat mungkin rupiah tembus Rp 14.700–14.800,” kata Bhima. (ken/jun/c25/sof)