Rupiah Melemah, IHSG Anjlok
jpnn.com - JAKARTA – Sempat menyentuh level psikologis 5.200 lagi, indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini (8/12) terkoreksi cukup dalam. Pada penutupan perdagangan sore ini IHSG turun 43,980 poin (0,85 persen) ke level 5.144,014 dan indeks LQ45 turun terkikis 9,499 poin (1,06 persen) ke level 884,278.
Frekuensi transaksi perdagangan reguler mencapai 224.031 kali dengan volume 5,200 miliar saham atau Rp 4,226 triliun. Sebanyak 237 saham turun dan 86 saham berhasil naik, selebihnya stagnan.
Saham-saham dengan kenaikan nilai tertinggi (top gainers) antara lain, Tambang Bukit Asam (PTBA) naik 500 (3,88 persen) ke level 13.400. Unilever (UNVR) naik 400 (1,28 persen) ke level 31.675. Indo Tambangraya (ITMG) naik 350 (1,95 persen) ke level 18.300. Samudera Indonesia (SMDR) naik 325 (2,32 persen) ke level 14.325.
Sebaliknya, saham-saham turun dengan nilai paling dalam (top losers) diantaranya, Mayora Indah (MYOR) turun 700 (2,95 persen) menjadi 23.000. Apexindo (APEX) turun 550 (16,18 persen) menjadi 2.850. Good Year (GDYR) turun 500 (3,03 persen) menjadi 16.000. Astra Agro (AALI) turun 500 (2,05 persen) menjadi 23.900.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menyebut IHSG sudah terlalu jauh dari support pertama pada level 5.180. ”Jadi trend naik jangka pendek IHSG dipastikan sudah selesai,” ujarnya.
Menurut dia IHSG melemah karena, pemodal asing kembali dalam posisi jual. Mereka jualan sebab, mata uang emerging market digoncang lagi. Mata uang emerging market goncang setelah Rubel (Rusia) sedang goyah. Rubel goyah karena, harga minyak turun.
“Jadi, IHSG turun karena harga minyak turun. Indonesia kan importir minyak? Minyak turun kok rupiah melemah?” pikirnya.
Sementara bursa unggulan di Asia beberapa masih sanggup menguat. Indeks Hang Seng di Hong Kong salah satunya masih mampu menguat bersama bursa Singapura.