Rupiah Melemah, Suplai Dolar Aman
jpnn.com - JAKARTA - Nilai tukar rupiah kembali terperosok ke posisi terlemahnya sejak pertengahan Oktober 2013. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) kemarin (4/11) mencatat rupiah berakhir di posisi Rp 11.389 per USD, atau melemah dari perdagangan Jumat (1/11) yang masih terjerembab di level Rp 11.354 per dollar AS.
Kondisi ini ditengarai ekspektasi tapering off quantitative easing atau pengurangan stimulus moneter The Fed bakal terjadi lebih awal, seiring dengan positifnya data-data ekonomi AS yang dirilis akhir pekan lalu.
Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, tekanan negatif terhadap rupiah masih tampak kuat setelah data perekonomian AS menanjak, seperti indeks aktivitas bisnis Chicago PMI yang naik ke level tertingginya.
Pada saat bersamaan, ISM Manufacturing PMI, sebuah indikator ekspansi industri di Negeri Abang Sam, juga melampaui estimasi.
Kedua data tersebut mengakibatkan ekspektasi tapering off yang lebih awal dibandingkan estimasi sebelumnya. "Karena itu sepanjang perdagangan kemarin, rupiah mencapai level terlemahnya Rp 11.380 dari posisi terkuatnya Rp 11.300 terhadap dolar AS," jelasnya.
Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, kemarin ditutup melemah 10 poin (0,08 persen) ke posisi 11.340/11.345 dari posisi akhir pekan lalu 11.330/11.335.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan, kurs mata uang rupiah yang menggambarkan fundamental ekonomi didasarkan atas kondisi neraca pembayaran atau balance of payment.