Rupiah Menguat, Anak Buah Mega Tetap Kritis Terhadap BI
jpnn.com - JAKARTA - Meski nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat, namun Fraksi PDI Perjuangan DPR RI tetap meminta Bank Indonesia (BI) sebagai kuasa otoritas moneter untuk tetap bertindak secara tegas dan antisipatif dalam mengawal rupiah agar. Hal itu penting melalui pembobotan lebih terhadap penguatan kurs nilai tukar dalam semua kebijakan moneter BI.
Sikap tersebut, menurut Alex Indra Lukman, Bendahara Fraksi PDIP DPR untuk menjalankan fungsi check and balances partai pendukung utama pemerintahan Jokowi-JK. Termasuk meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI segera mengaudit kinerja Bank Indonesia (BI).
“Sebab, BI memiliki peranan yang besar dalam menentukan arah kebijakan ekonomi suatu negara,” kata Alex Indra Lukman, di Gedung DPR RI, Senayan Jakarta, Rabu (7/10).
Menurut anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Sumatera Barat I ini, sebagai bank sentral, BI bertanggung jawab terhadap lingkup kebijakan moneter antara lain mengelola tingkat inflasi, suku bunga, kurs rupiah, dan cadangan devisa.
Sikap kritis PDIP terhadap BI tersebut, lanjut Alex, faktanya berpengaruh terhadap rupiah yang terus mengalami penguatan terhadap dolar AS.
“Sesuai prediksi, dolar AS sudah turun di kisaran Rp 13.900. Pagi ini (Rabu, 7/10), dolar AS sempat menyentuh level terendahnya di angka Rp 13.920, sementara besok diperkiran rupiah dapat menguat hingga Rp 13.875," ungkapnya.
Dia menambahkan Fraksi PDIP di DPR RI berpandangan kondisi penguatan rupiah terjadi karena beberapa hal seperti dolar AS dinilai sudah overbought, adanya sentimen positif dari pasar keuangan dalam negeri terkait dengan kebijakan uang ketat yang dijalankan oleh BI.
“Yang lebih mendukung penguatan rupiah dalam waktu-waktu mendatang adalah diluncurkannya Paket Kebijakan Ekonomi Jilid III oleh Presiden Joko Widodo hari ini,” kata Alex.(fas/jpnn)