Rusia Berjanji Tidak Akan Pernah Memulai Perang Nuklir
jpnn.com, MOSCOW - Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan bahwa Rusia tidak akan pernah memulai sebuah perang nuklir. Hal itu disampaikannya terkait kebijakan terbaru negaranya tentang pencegahan nuklir.
"Kebijakan ini menetapkan situasi-situasi yang dapat mendorong Rusia membalas serangan nuklir asing," kata Peskov dalam sebuah taklimat harian, Rabu (3/6).
Pada Selasa, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani sebuah dekret mengenai dasar-dasar kebijakan negara dalam pencegahan nuklir.
"Federasi Rusia memiliki hak untuk melancarkan serangan nuklir baik dalam merespons serangan serupa atau dalam hal ancaman terhadap keberadaan negara," bunyi dekret tersebut, seraya menegaskan bahwa kebijakan itu bersifat defensif.
Rusia memilih menguraikan strateginya dalam menggunakan senjata nuklir pada saat Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (New START) akan berakhir pada Februari 2021 dan Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF) telah berakhir.
Pada saat yang sama, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memperkuat kehadiran militer mereka di Eropa dekat Rusia.
"Nasib New START yang tidak jelas dan berakhirnya Perjanjian INF menimbulkan ancaman bagi stabilitas strategis global," kata Igor Korotchenko, Pemimpin Redaksi majalah Rusia National Defense.
Kebijakan pencegahan nuklir Rusia mengirim sinyal ke Amerika Serikat bahwa ada batasan. "Dan Rusia menunjukkan kesiapan praktis untuk menggunakan senjata nuklir dalam merespons ancaman yang ditujukan kepada mereka," kata Korotchenko. (xinhua/ant/dil/jpnn)