Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Rusia dan Saudi Permainkan Pasokan Minyak, Amerika Kembali Berkorban demi Stabilkan Harga

Kamis, 20 Oktober 2022 – 20:52 WIB
Rusia dan Saudi Permainkan Pasokan Minyak, Amerika Kembali Berkorban demi Stabilkan Harga - JPNN.COM
Ilustrasi - Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Foto: REUTERS

jpnn.com, WASHINGTON DC - Amerika Serikat akan melepaskan 15 juta barel minyak dari cadangan daruratnya dan akan mempersiapkan kemungkinan pelepasan lebih lanjut dalam upaya terbaru untuk mengatasi harga energi yang tinggi, kata Presiden Joe Biden pada Rabu (19/10).

Langkah itu disampaikan Biden saat inflasi membebani AS beberapa pekan menjelang pemilu paruh waktu di negara itu.

Sebanyak 15 juta barel minyak yang akan dijual dari Cadangan Minyak Strategis AS -- yang dikenal sebagai pasokan minyak mentah darurat terbesar di dunia -- merupakan tahap akhir dari pencairan 180 juta barel minyak yang diumumkan AS pada Maret lalu.

Biden membela langkah pelepasan cadangan minyak AS itu walaupun dikritik oleh Partai Republik yang menyebut pengumuman terbaru langkah itu bermotif politik untuk membantu Partai Demokrat dalam pemilihan umum pada 8 November.

Jajak pendapat menunjukkan bahwa masalah ekonomi menjadi perhatian dominan di kalangan pemilih di AS.

Pengumuman Presiden Biden mengenai upaya pemerintahannya untuk menurunkan harga energi juga dilakukan di tengah kekhawatiran bahwa harga minyak mentah menghadapi tekanan kenaikan baru.

Kenaikan itu diperkirakan terjadi mengingat keputusan koalisi negara-negara penghasil minyak yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia awal Oktober untuk memangkas produksi minyak secara tajam.

Mempertimbangkan bahwa Cadangan Minyak Strategis AS lebih dari setengah penuh dengan sekitar 400 juta barel minyak, Biden mengatakan: "Dengan pengumuman saya hari ini, kami akan terus menstabilkan pasar dan menurunkan harga minyak pada saat tindakan negara lain telah menyebabkan volatilitas seperti itu."

Koalisi negara-negara penghasil minyak yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia berencana memangkas produksi minyak, Amerika Serikat terpaksa turun tangan

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News