Rusuh! Hujan Batu Dibalas Tembakan Gas Air Mata
Massa yang sebagian kaum ibu itu juga dibubarkan paksa dengan menggunakan pentungan. "Kami dibubarkan paksa oleh polisi-polisi itu menggunakan pentungan. Padahal kami hanya ingin menyampaikan aspirasi kami," ucap salah seorang simpatisan yang mengaku bernama Dewi Masita.
Dikatakan, saat itu mereka telah berada di dalam bus sekolah yang mereka tumpangi. Namun pihak kepolisian tetap menembakkan gas air mata ke dalam bus itu.
"Padahal kami sudah di dalam bus. Dan, paling sakitnya, kami sudah minta tolong, itupun tidak mereka indahkan," ujarnya.
Kapolres Simalungun AKBP Yofie Girianto Putro SIK saat dikonfirmasi mengatakan bahwa kejadian tersebut di luar dugaan, dimana pihaknya semula sudah mengimbau agar tidak terjadi bentrokan.
“Kita tidak salahkan menyampaikan aspirasi, tetapi kalau sampai ricuh kita pasti bubarkan,” ujar Kapolres.
Kapolres juga tampak mendatangi masyarakat yang telah berhamburan menyelamatkan diri. Dia menyarankan agar para pendukung JR-Amran segera membubarkan diri demi menjaga hal-hal yang tidak diinginkan.
“Untuk sementara bapak ibu sekalian segeralah pulang membubarkan diri. Kita tidak menginginkan suatu hal yang tidak diinginkan terjadi," ucap perwira dengan dua melati emas di pundaknya ini. (ss/oga/ara/sam/jpnn)