Saat Franky Kowaas Berangkat ke Palu, Bingkai Fotonya Jatuh
jpnn.com - Pilot paralayang kebanggaan Sulut Franky Kowaas, korban gempa dan tsunami yang menerjang sejumlah wilayah di Sulteng, akhirnya ditemukan tim search and rescue (SAR), Selasa (2/10).
Franky ditemukan tidak lagi bernyawa di balik reruntuhan Hotel Roa-Roa, Palu,Selasa (2/10), pukul 14.15.
Jasad Franky dikenali istrinya yang memantau langsung proses evakuasi hingga pemeriksaan forensik di RS Bhayangkara Palu. Kabar duka tersebut tak lama langsung berhembus ke Manado. Keluarga dan kerabat yang mendapat informasi dibuat syok.
Selvie Sekeon, mertua Franky mengatakan, almarhum adalah menantu paling baik. “Dia (almarhum) memperlakukan saya melebihi anak kandung saya. Ketika datang ke Manado langsung diajak jalan-jalan dan berwisata kuliner,” tutur Sekeon, dengan nada bicara terbata-bata.
Dia mengenang, saat kejadian nahas itu, anak pertama Franky, Lauhien Kowaas sedang berhari ulang tahun. Katanya, keluarga waktu itu bingung, harus senang atau sedih.
“Biasanya saat datang ke Manado saya selalu menanyakan cucu. Entah kenapa saat datang waktu ulang tahunnya Lauhien, saya menanyakan di mana Franky?” curhatnya dengan mata berkaca-kaca.
Dia juga menceritakan bagaimana jasad Franky bisa dikenali usai ditemukan kemarin. “Dikenali istrinya (Nanvie) dari jari kelingking Franky yang terpotong saat sedang ikut Paragliding, juga dari cincin kawin,” ungkapnya.
Franky meninggalkan tiga anak yang masih duduk di bangku sekolah. Masing-masing Luhuien Kowaas, Liemmei Naomi Kowaas, dan Lingkan Kowaas.