Sabil dan Prof. Antara
Oleh: Dhimam Abror DjuraidDalam pola komunikasi sehari-hari masyarakat Sunda mirip dengan masyarakat Jawa Tengah yang cenderung ‘’high context’’.
Komunikasi konteks tinggi biasanya lebih halus dan tidak direct.
Sebaliknya, masyarakat Jawa Timur lebih cenderung egaliter dengan pola komunikasi yang ‘’low context’’, konteks rendah yang lebih terbuka.
Dalam tata masyarakat high context, pola hubungan sosial juga mempunyai stratifikasi yang rigid.
Sementara di kalangan masyarakat low context stratifikasi sosial cenderung lebih longgar.
Karena itu, penggunaan kata ‘’maneh’’ terhadap seorang pejabat dianggap sebagai tindakan yang tidak sopan, atau bahkan kurang ajar.
Sabil membela diri dengan mengatakan dirinya lebih memilih kata "maneh" dibandingkan kata lainnya, karena menilai Ridwan Kamil adalah sosok yang egaliter dan bersahabat dengan follower di media sosial.
"Secara sadar saya tahu 'maneh' kasar dalam bahasa Sunda terutama kepada yang lebih tua, tetapi 'maneh' kepada teman sebaya penggunaan diksi maneh biasa saja, saya sih berpikir RK, kan, friendly kepada followers-nya," kata Sabil.