Sadarlah! Suara Anak Muda Berpotensi Jadi Gelombang Perubahan di 2024
"Saya berpikir kalau anak muda tidak memanfaatkan Pemilu kali ini, akan sangat disayangkan, karena tidak menjadi momentum bagi mereka. Perlu menghadirkan anak muda yang punya privilege tertentu dan hadir dalam Pemilu, ini menjadi momen mereka," tuturnya.
Dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Apahabar community ini, influencer Ratu Lubis mengakui bahwa tidak banyak anak muda yang punya perhatian lebih terhadap isu politik.
"Ada dua hal yang membuat politik tidak menarik untuk anak muda yakni skeptis dan apatis. Aku merasa generasi aku itu, skeptis karena siapapun pemimpinnya negara ini akan begitu-begitu saja. Itu adalah masalah yang kompleks dan muncul karena kondisi saat ini," kata Ratu.
Ratu juga melihat ketidakpedulian anak muda karena mereka tidak sepenuhnya yakin bisa ikut menentukan perubahan ke arah yang lebih baik.
"Dari sikap skeptis melihat kondisi itu lahirlah sikap apatis, apakah suara kita akan membawa perubahan yang berarti untuk bangsa. Padahal memang dari orang tua aku mengarahkan agar aku menggunakan hakku. Mau milih siapa saja oke tapi golput bukan pilihan," ungkapnya.
Pengamat politik Ujang Komarudin optimistis suara anak muda bisa menjadi sebuah lokomotif perubahan di masa mendatang.
"Ujang muda saat itu berpikir tidak ada persoalan bangsa ini yang tuntas. Dalam pergumulan saya saatkuliah politik di UIN, S1, S2. Saya ingin tahu kenapa anak muda anti terhadap politik. Lalu saya temukan bahwa harus berkontribusi bagi bangsa ini, lewat berbagai aspek salah satunya melalui politik,” jelas Ujang.
Karena itu, Ujang berpesan kepada kaum muda agar tidak apatis dengan politik karena dengan langkah itu, perubahan bisa tercapai.