Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

SADIS: Undang Makan Ternyata Tipu Muslihat, Akhirnya Jasad Bima Ditenggelamkan, Begini Ceriteranya

Sabtu, 21 November 2015 – 12:30 WIB
SADIS: Undang Makan Ternyata Tipu Muslihat, Akhirnya Jasad Bima Ditenggelamkan, Begini Ceriteranya - JPNN.COM

jpnn.com - Ki Manteb Soedharsono menjadi dalang pada pagelaran wayang kulit dengan membawakan lakon Wahyu Tirta Roso Kundho. Pagelaran wayang ini dalam rangka memeriahkan Hari Armada RI tahun 2015 yang dilaksanakan, Jumat (20/11) malam, di Indoorsport Mako Koarmatim Ujung, Surabaya.

Dalang Ki Manteb Soedharsono Lakon Wahyu Tirta Roso Kundho, menceritakan keberhasilan Pandawa mendirikan kerajaan baru yang bernama Indraprasta di Hutan Mertani setelah melakoni masa pembuangan. Keberhasilan Pandawa tersebut tidak membuat niat para Kurawa untuk melenyapkan Pandawa menjadi surut malah semakin menjadi-jadi.

Untuk memuluskan niatnya, maka disusunlah tipu muslihat dengan mengundang Bima ke Hastinapura dalam sebuah perjamuan makan, namun niat sesungguhnya hendak melenyapkan Bima dengan cara diracun.

Singkat cerita, setelah limbung tak sadarkan diri, jasad Bima ditenggelamkan di Bengawan Jamuna. Perlakuan Kurawa itu membuat marah Minangkara, Nagabanda, Candrakirana dan Bintulu yang merupakan perwujudan dari gelungan rambut, kalung, gelang, dan dodot yang senantiasa dikenakan Bima. 

Sementara tubuh Bima yang tenggelam di dasar Bengawan Jamuna dikerubuti ribuan ular kecil suruhan Nagageni, istri Bima, untuk menyelamatkan Bima dengan menyedot racun dari tubuhnya.

Kemudian oleh Antaboga, Bima diberi air “Tirta Roso Kundho” yang akan membuat kekuatan Bima menjadi berlipat-lipat dan tawar terhadap segala jenis racun serta mengubah wujud Bima menjadi bocah bajang untuk sementara waktu dan diberi nama Bondan Pakso Jandu.

Di Hastinapura, amuk marah Minangkara, Nagabanda, Candrakirana dan Bintulu telah berhasil menjadikan Kurawa sebagai tawanan. Guru Dorna pun menyarankan kepada Duryudana untuk mengadakan sayembara, barang siapa yang bisa membebaskan dan mengalahkan Minangkara, Nagabanda, Candrakirana dan Bintulu, maka setengah dari Hastinapura akan dijadikan hadiahnya. Tentu saja Bodan Pakso Jandu memenangkan pertarungan itu. Kemudian Minangkara, Nagabanda, Candrakirana dan Bintulu nyawiji ke tubuh bocah bajang tersebut dan serta merta mengembalikan ke wujud Bima semula.

Menurut Kadispenarmatim Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman, turut hadir pada pagelaran wayang kulit, antara lain Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi; Ketua Umum Jalasenastri Ny. Endah Ade Supandi; Wakasal Laksamana Madya TNI Widodo, Pangarmatim beserta Ny. Ina Darwanto; para Asisten KSAL, para Pangkotama TNI Angkatan Laut Wilayah Timur, Pangeran Solo Kandjeng Pangeran Karyonagoro, jajaran Pengurus Pusat Jalasenastri, para Ketua Kepengurusan Daerah dan Gabungan beserta jajarannya serta prajurit dan PNS TNI AL Wilayah Surabaya.

Ki Manteb Soedharsono menjadi dalang pada pagelaran wayang kulit dengan membawakan lakon Wahyu Tirta Roso Kundho. Pagelaran wayang ini dalam rangka

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close