Erry Firmansyah, Edwin Soeryadjaya (PresKom PT Adaro Energy) dan Garibaldi Thohir (Presiden Direktur PT Adarao Energy Tbk) saat menyaksikan pergerakan saham PT Adaro Energy Tbk pada pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia. Foto:Muhammad Ali/Jawa Pos
Pasca-IPO, komposisi pemegang saham perseroan akan berubah menjadi dimiliki PT Saratoga Investama Sedaya (14,93 persen), PT Triputra Investindo Arya (13,34 persen), PT Persada Capital Investama (11,01 persen), Garibaldi Thohir (7,8 persen), PT Trinugraha Thohir (7,8 persen), Edwin Soeryadjaya (4,3 persen), T Permadi Rachmat (2,27 persen), Sandiago Uno (2,07 persen), Subianto (1,3 persen), PT Saratoga Sentra Business (0,25 persen), dan masyarakat (34,83 persen).
Oleh perseroan, dana IPO akan digunakan untuk membeli kepemilikan tidak langsung di anak-anak usaha Adaro. Yaitu, 33 persen saham PT Adaro Indonesia (Adaro), 33 persen saham PT Indonesia Bulk Terminal (IBT), dan 36 persen saham Coaltrade Services International Pte Ltd (Coaltrade) dari para pemegang saham asing. Selain itu, dana Rp 12,25 triliun itu akan digunakan untuk membayar kewajiban utang anak perusahaan perseroan dan ekspansi. (eri)
JAKARTA – Pencatat nilai IPO terbesar sepanjang sejarah bursa di tanah air, PT Adaro Energy Tbk, resmi mencatatkan saham perdananya, Rabu (16/7).