Salah Sasaran, Tentara Afghanistan Bombardir Rumah Warga Sipil
jpnn.com, KABUL - Hanya di Afghanistan, pembicaraan damai dan perang berjalan beriringan. Senin menjelang tengah malam (8/7), Taliban dan tokoh-tokoh Afghanistan mengeluarkan pernyataan bersama tentang rencana perdamaian di Doha, Qatar. Termasuk mengurangi korban jiwa dari penduduk sipil hingga nol. Namun, dalam hitungan jam, bom dijatuhkan seperti hujan di Desa Kotuk Khiel, Baghlan, Afghanistan.
Belasan orang tewas dan puluhan luka dalam serangan Selasa pagi (9/7) itu. Di antaranya adalah istri Ismael dan enam anaknya. "Rumah Ismael kena serangan udara, istri dan anak-anaknya meninggal di lokasi," ujar Hikmat, salah seorang tetangga. Ismael hanya menderita luka ringan dan dilarikan ke rumah sakit.
Penduduk tak terima. Mereka berjalan kaki lewat jalan tol menuju Pul-e-Kumri. Di ibu kota Provinsi Baghlan itu, mereka ingin menentang serangan yang diarahkan ke warga sipil.
BACA JUGA: Brutal, Taliban Bantai Ratusan Orang di Markas Intel Afghanistan
Penduduk membawa serta jasad anak-anak Ismael dengan cara dibopong. Mereka meneriakkan seruan anti pemerintah dan tentara asing. Pasukan Pertahanan Nasional Afghanistan memblokade jalan sehingga massa tak bisa sampai di Pul-e-Kumri.
Di hari yang sama serangan udara juga terjadi di rumah sakit di Distrik Jirga, Maidan Wardak. Dua dokter dan dua pasien meninggal.
Pasukan keamanan juga menangkap seorang dokter yang bekerja di rumah sakit area Tangi Syedan, Distrik Daimirdad. Mereka tidak memberikan penjelasan mengapa dokter yang bekerja di rumah sakit yang didanai Swedish Committee of Afghanistan itu ditangkap.
"Rumah sakit, sekolah, dan rumah menjadi target dalam perang di sini," ujar Ketua Dewan Maidan Wardak Haji Akhter Mohammad seperti dikutip Al Jazeera.