Salat Diskon
Oleh: Dahlan Iskanjpnn.com - HATI selalu ingin salat di dalam Masjid Al Haram. Kenyataan sering menempatkan saya salat di tengah jalan raya. Di atas aspal. Jauh di luar masjid.
Jumlah manusia menuju masjid memang tak terkirakan. Dari segala arah. Kalau azan sudah dikumandangkan belum sampai di masjid pun harus berhenti.
Di situlah salat. Di trotoar. Di emperan hotel. Di koridor mal. Dan di tengah jalan raya.
Komandonya tetap satu: dari imam yang ada nun di dalam masjid.
Tidak jarang di depan saya sederet orang salat di atas aspal tanpa sajadah. Mereka tidak melepas sepatu. Atau sandal.
Kamis lalu empat anak muda salat di depan saya seperti itu: dengan tetap bersepatu kets.
Perhatian saya pun terpecah ke sepatu itu: bagaimana nanti mereka bisa melakukan gerakan simpuh terakhir. Apakah bisa bersimpuh (tahiat) akhir dengan pakai sepatu.