Sandera di Papua Sudah Bebas, Saatnya Grup Pengacau Ditumpas
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin memuji keberhasilan tim gabungan TNI-Polri dalam pembebasan sandera di dua desa di Tembagapura, Mimika, Papua, Jumat (17/11). Namun, masih ada pekerjaan besar bagi aparat pasca-pembebasan ratusan sandera dari kelompok berenjata yang diduga separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM).
"Saya mengapresiasi kerja keras dan kekompakan yang ditunjukan TNI-Polri dalam melakukan evakuasi terhadap warga yang disandera kelompok kriminal bersenjata. Tapi, aparat keamanan harus tetap memburu kelompok tersebut agar kelompok itu tidak bisa berkembang lagi," ujar Hasanuddin melalui pesan singkat, Sabtu (18/11).
Mantan sekretaris militer kepresidenan itu menambahkan, upaya memburu kelompok bersenjata penyandera warga bukanlah pekerjaan mudah. Karena itu, aparat harus mempersiapkan diri dengan strategi matang.
“Karena kelompok itu memiliki senjata standar militer. Apalagi, kelompok bersenjata itu sudah berani menantang perang terbuka kepada aparat,” tegasnya.
Namun, pensiunan TNI dengan pangkat terakhir mayor jenderal itu mewanti-wanti agar pengejaran tidak diartikan menumpas tuntas atau membunuh para anggota kelompok bersenjata secara langsung. Sebab, ada baiknya aparat mengedepankan upaya persuasif agar kelompok bersenjata di Papua mau menyerahkan diri.
Untuk itu, Hasanuddin mengharapkan kepada tim gabungan Polri dan TNI agar menyertakan Komnas HAM saat melakukan pendekatan persuasif kelompok bersenjata tersebut. Dengan demikian, sambung Hasanuddin, Komnas HAM dapat memahami situasi riil di lapangan.
"Mungkin saja kelompok bersenjata itu bisa diajak bicara baik-baik bila ada Komnas HAM," kata TB Hasanuddin.
Tapi, bila kelompok bersenjata di Papua tetap tak mau dibujuk untuk menyerah, maka TNI dan Polri bisa melakukan tindakan tegas sebagai langkah terakhir.