Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Santri Aset Potensial Bendung Propaganda Radikalisme di Dunia Maya

Jumat, 14 Oktober 2016 – 22:10 WIB
Santri Aset Potensial Bendung Propaganda Radikalisme di Dunia Maya - JPNN.COM
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Santri menjadi aset potensial bangsa Indonesia dalam membendung propaganda radikalisme dan terorisme di dunia maya (cyber).

Pasalnya, santri yang telah mendapat gemblengan ilmu agama akan mampu mementahkan upaya kelompok radikal terorisme yang selalu memelintir makna ayat-ayat suci Alquran dan hadis.

"Saya kira sudah saatnya para santri aktif mempertahankan nilai-nilai agama dan kebangsaan dengan deradikalisasi di media massa atau sosial media. Santri itu punya keunggulan substansi dalam bidang ilmu agama. Ini tentu akan makin efektif membantu pemerintah dalam memerangi propaganda radikal terorisme di dunia cyber," ungkap Peneliti dari Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial/LP3ES Adnan Anwar di Jakarta, Jumat (14/10).

Adnan menambahkan, santri dalam mempelajari agama di pesantren minimal selama 10-13 tahun sehingga memiliki pendalaman ilmu agama yang luas.

Di pesantren, santri juga diajarkan ilmu fiqih tentang kenegaraan, sosial, dan lain-lain. Dengan modal itu, bila dilibatkan dalam proses deradikalisasi, santri akan lebih kuat dalam memberikan argumen dan pemahamannya dibandingkan dengan orang biasa.

Selain itu, santri mempunyai pemikiran luas ketika memberikan paparan tentang NKRI.

"Peran ini yang harus dimainkan  di media sosial atau dunia maya untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat. Utamanya dalam memerangi perang cyber melawan kelompok radikal terorisme," imbuh mantan Wakil Sekjen PBNU itu.

Adnan menyadari, propaganda yang dimainkan kelompok radikal terorisme melalui dunia maya sangat gencar. Karena itu, santri juga harus aktif berdakwah, baik berupa video maupun tulisan di media sosial.

JAKARTA - Santri menjadi aset potensial bangsa Indonesia dalam membendung propaganda radikalisme dan terorisme di dunia maya (cyber). Pasalnya, santri

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News