Santri Gelar Aksi Tolak Kebijakan Sekolah 5 Hari: Kapan Ngajinya?
jpnn.com, MATARAM -
MATARAM – Aksi penolakan terhadap kebijakan sekolah lima hari masih berlanjut. Para santri dari berbagai pondok pesantren di NTB turun ke jalan berunjuk rasa.
Mereka membawa spanduk, baliho dan poster berisi penolakan terhadap kebijakan pemerintah yang akan menerapkan sekolah lima hari, atau Full Day School (FDS).
Dalam posternya, mereka menulis #JihadTolakFDS, Tolak Permendikbud No.23 tahun 2017, Sekolah Terus...Kapan Ngajinya??, dan FDS Mengancam Keberadaan Pesantren dan Madrasah.
Dalam aksinya, para santri yang tergabung dalam Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU) NTB berjalan dari Taman Sangkareang menuju kantor Gubernur NTB sambil mengucap takbir dan penolakan terhadap kebijakan menteri pendidikan.
Aksi damai tersebut mendapat pengawalan ketat dari aparat. Beruntung aksi yang sebagian besar diikuti pelajar itu berjalan dengan tertib.
Selain santri, unjuk rasa itu diikuti Pengurus NU NTB, pengurus pondok pesantren dari Lombok Tengah, Lombok Utara, Sekarbela Kota Mataram, GP Ansor, PMII, IPNU dan IPPNU, semua bergabung dalam KBNU NTB.
Penanggung jawab aksi sekaligus Sekretaris PW NU NTB Lalu Winengan mengatakan, FDS mereka tolak karena akan menimbulkan kesenjangan di tengah masyarakat, khususnya antara mereka yang mampu dan siswa miskin.
Kemudian bagi pelajar yang sudah biasa mengaji pada sore hari, jika sekolah sampai sore mereka pasti akan kelelahan dan tidak akan ada waktu untuk mengaji.