Sarjana Bisnis yang Tercebur di Lapangan Hijau
Minggu, 27 Mei 2012 – 13:29 WIB
Sukses itu membuat dia tertantang menjajal karir baru di negeri leluhurnya, Italia. Lazio mendapatkannya secara gratis. Tapi, Di Matteo hanya bertahan tiga tahun di klub asal Roma tersebut karena konflik dengan pelatih Lazio kala itu, Zdenek Zeman. Pada 1996, Di Matteo pun hengkang ke Chelsea dan menjadikannya sebagai pembelian termahal kala itu.
“Saya pergi juga karena ingin mendapatkan kehidupan normal. Di Roma, saya menjalani profesi sepak bola selama 24 jam. Sedangkan di London, saya masih memiliki banyak waktu berjalan di taman, pergi ke bioskop, atau berbelanja tanpa dikenali oleh siapa pun. Saya cinta dengan kehidupan di London,” tutur Di Matteo.
Betah hidup di London membuat Di Matteo juga berjodoh dengan Chelsea. Di musim pertama, dia berhasil membawa The Blues – sebutan Chelsea – memenangi Piala FA sesuai mengalahkan Middlesbrough 2-0. Di Matteo bahkan membuka skor saat laga baru berjalan 42 detik. Itu menjadi gol tercepat dalam sejarah Piala FA sebelum dipecahkan 12 tahun kemudian oleh Louis Saha. Yakni, ketika striker Everton itu hanya butuh 29 detik untuk membobol gawang Chelsea.