SAS Institute Dorong Santri Berperan dalam Transformasi Energi
Dalam kajiannya Abi Rekso mengambil contoh China sebagai salah satu kekuatan baru energi.
"Ada tiga kunci sukses China yang bisa jadi buah pelajaran. Pertama, arah politik energi yang disiplin dan asertif. Kedua, mega proyek EBT sebesar 450 GW, yang terpusat di 5 provinsi prioritas. Ketiga, hingga 2022 pemerintah China tercatat mensubsidi dan membiayai proyek EBT sebesar USD 60 miliar. Inilah tiga pilar kesuksesan China dalam transformasi energi hijau,” Jelas Abi Rekso.
Abi menekankan jika belajar dari China, bukan tidak mungkin Indonesia juga mampu melakukan lompatan. Lebih-lebih pemerintah secara maksimal melibatkan masyarakat pesantren.
Menurutnya, kedepan pengembagan EBT bukan saja bergantung pada modal dan teknologi. Namun juga kesediaan lahan yang luas dan partisipasi masyarakat. Teorinya, semakin luas partisipasi publik makan akan semakin cepat tercapai target 23% bauran energi.
“Dalam draft terakhir RUU EBT termaktub BAB XIII Partisipasi Masyarakat Pasal 38, pasal ini bisa kita maknai sebagai jalan masuknya masyarakat pesantren dalam transformasi EBT. Insyaallah SAS Institute akan menjadi lembaga yang terus mendorong keterlibatan masyarakat pesantren dalam transformasi energi nasional,” tutup Abi Rekso. (dil/jpnn)