Sate Klatak dengan Bumbu Beda, Mak Nyuusss
jpnn.com - Sate klatak pakai daging kambing muda, khas Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Dengan bumbu utama garam. Bagaimana jadinya jika klatak dibumbui lain. Berikut resep klatak ala Chef Dodik Prakoso di Festival Sate Klatak 2018.
MEITIKA CANDRA LANTIVA, Bantul
Kehadiran Chef Dodik Prakoso di Pantai Parangkusumo Minggu (18/11) siang bukan untuk liburan. Chef Hotel Jayakarta, Jogjakarta, itu sengaja diundang menjadi juri menu sate klatak. Di situlah pria kelahiran Jember, Jawa Timur, itu unjuk kebolehan. Sebelum acara penjurian.
Dia mengajak Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo untuk berdemo. Demo memasak tentunya. Menunya sudah pasti sate klatak juga. Tapi dengan bumbu berbeda. Dibumbui sentuhan artistik pula. Hasilnya….mak nyusss.
Membuat klatak yang lezat harus memakai daging kambing terbaik. Yang berat matinya tak lebih 1,5 kilogram. Dari total berat daging yang berkisar 7-15 kilogram. Resepnya, sebelum dimasak daging dibungkus dengan daun papaya. Lalu dibiarkan selama sekitar satu jam.
Tanpa dicuci, daging dipotong menyerong. Disesuaikan dengan arah seratnya. Selanjutnya direbus setengah matang. Pakai panci. Saat perebusan akan muncul gumpalan lemak. Itu harus diambil. Agar daging lebih sehat.
Kemudian masukkan sedikit garam, bawang putih, bawang merah, dan merica bubuk. ”Kalau dicuci dagingnya justru bau prengus,” ungkap pria 46 tahun itu.
Berikutnya, tusuk irisan daging dengan jeruji besi. Jeruji sepeda. Inilah kekhasan sate klatak. Ditusuk pakai jeruji sepeda. “Mengapa pakai jeruji besi? Agar saat dibakar bagian dalam daging ikut matang,” jelas chef asal Sempu, Wedomartani, Ngemplak, Sleman.