Sate Renteng Simbol Dewi Durga
Beberapa komponen yang harus dilengkapi ketika hendak membuat Sate Renteng, yakni Sate Asem, Sate Serapah, Sate Lamat, Kekuwung, Bagia Pulekerti, Senjata Dewata Nawa Sanga, Penyelah, Aling-aling, Lawang, Japit Balung, dan Japit Babi. Susunan dalam merangkai Sate Renteng hendaknya selalu memperhatikan Tattwa, di mana ada beberapa komponen wajib yang harus ada di dalam Sate Renteng. Sate Renteng wajib menggunakan kelapa yang merupakan simbol bumi. Jika untuk keperluan estetika atau seni, boleh menggunakan gedebong atau batang pisang, namun wajib menggunakan sebanyak tiga biji yang melambangkan Tri Bhuwana atau tiga alam.
Selanjutnya di bagian dasar terdapat rangkaian tulang belulang babi, inilah yang dinamakan gayah. Selain itu, terdapat cabe merah yang merupakan simbol Banaspati yang berkaitan erat dengan Dewi Durga. Namun, secara biologis cebe memiliki peran penting untuk menghalau lalat agar tidak hinggap di sate, karenanya cabe diletakkan di ujung-ujung tusuk sate. Kunyit juga terdapat dalam rangkaian Sate Renteng yang merupakan penguat rangkaian agar kulit babi yang dirangkai tidak jatuh. Namun, secara biologis dapat menjadi antibiotik pada sate agar tidak busuk.
Selain beberapa komponen yang telah disebutkan, hal yang tak kalah penting adalah penggunaan paru-paru di arah timur, hati di arah selatan, empedu di arah barat, limpa di arah utara, dan di tengah adalah ginjal. Komponen ini hendaknya harus terdapat dalam rangkaian Sate Renteng.
“Karena penggunaan ini merupakan simbol kanda pat yang tak lain merupakan ancangan Dewi Durga,” tutup Anom.(agus yuliawan)