Satu dari 7 Wanita di Pabrik Garmen Itu jadi Korban Pemerkosaan
jpnn.com - BENGALURU - Perempuan ini masih berusia 20 tahun ketika dia menjadi korban pelecehan seksual di tempatnya bekerja, sebuah pabrik garmen di Bengaluru, selatan India.
Seorang supervisor di pabrik itu tak kuasa menahan nafsu melihatnya. Dia diraba-raba, dicubit, bahkan tak jarang meninggalkan bekas memar. Laporan aksi bejat sang supervisor tak pernah ada kejelasan. Si pelaku tak dihukum.
Kisah dari perempuan ini dirilis oleh kelompok hak asasi wanita Sisters for Change.
Sabtu (25/6) kemarin, seperti dilansir oleh Deccan Chronicle, kelompok ini merilis bahwa setidaknya, satu dari tujuh wanita yang bekerja di pabrik garmen itu, telah diperkosa atau mengalami pelecehan seksual di pabrik garmen di Bengaluru (Bangalore) dan sekitarnya.
"Ada lingkungan pelecehan di dalam pabrik. Mayoritas pelaku adalah supervisor. Tidak ada rasa takut bagi pelaku, karena tak ada hukum yang menjeratnya," kata Alison Gordon, Direktur Eksekutif Sisters for Change.
Kekerasan, intimidasi, pelecehan seksual, adalah bagian dari penyalahgunaan sehari-hari yang dihadapi oleh perempuan di pabrik-pabrik garmen di Bengaluru. "Kami terkejut dengan tingkat kekerasan seksual hasil survei kami," imbuh Alison.
Ada sekitar 500.000 pekerja yang bekerja di Bengaluru, pusat utama untuk industri garmen di selatan India. Laporan, berdasarkan survei pekerja perempuan, menunjukkan bahwa hampir tidak ada kasus dilaporkan kepada pihak berwenang.
Sebanyak 82 persen responden mengatakan, mereka tidak melaporkan kejahatan karena mereka tidak percaya kepada aparat atau manajemen.