Satu Lagi, Gelar Doktor Honoris Causa untuk Megawati
jpnn.com, JAKARTA - Gelar doktor kehormatan atau honoris causa (DrHC) untuk Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri bakal bertambah. Adalah Universitas Normal Fujian di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang akan memberikan gelar DrHC untuk ketua umum PDI Perjuangan itu Senin (5/11).
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan, Megawati akan menerima gelar DrHC di bidang diplomasi. Selanjutnya, tokoh kelahiran 23 Januari 1947 itu akan menyampaikan pidato ilmiah di depan civitas akademika Universitas Normal Fujian dan Duta Besar Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok Djauhari Oratmangun.
"Kami tentunya merasa senang, bangga dan memberikan apresiasi karena Ibu Megawati Soekarnoputri yang akan menerima gelar kehormatan dalam bidang Diplomasi Ekonomi dari Fujian Normal University yang merupakan salah satu universitas paling bergengsi di Tiongkok," ujar Hasto dalam siaran pers ke media, Minggu (4/11).
Hasto memerinci, sebelumnya Megawati sudah menerima tujuh gelar doktor kehormatan. Yakni dari Universitas Waseda Tokyo di Jepang (2001), Moscow State Institute of International Relations di Rusia (2003), Korea Maritime and Ocean University di Korea Selatan (2015), Universitas Padjadjaran Bandung (2016), Universitas Negeri Padang (2017), Mokpo National University (2017), serta Institut Pemerintahan Dalam Negeri (2018).
"Gelar kehormatan dari Fujian Normal University ini akan menjadi gelar HC kedelapan bagi Ibu Megawati," sebut Hasto.
Lebih lanjut Hasto mengatakan, Megawati akan menyampaikan orasi ilmiah tentang hubungan antara RI dan RRT. “Kedua bangsa memiliki hubungan historis khususnya menjelang penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika 1955, saat Bung Karno mengajak Republik Rakyat Tiongkok untuk membuka diri," jelas Hasto.
Selanjutnya, Megawati dijadwalkan menuju Seoul, Korea Selatan untuk menjadi salah satu keynote speaker pada The KOR-ASIA Forum, Rabu, (7/11). “Kehadiran Ibu Megawati mengingat perannya yang selama ini aktif mendorong perdamaian di Semenanjung Korea," pungkas Hasto.(jpg/jpnn)