Saudi Terpojok, Intel Turki Klaim Rekam Pembunuhan Khashoggi
jpnn.com, ANKARA - Misteri keberadaan Jamal Khashoggi berdampak besar bagi Arab Saudi. Tidak hanya merusak reputasi negara tersebut, kasus dugaan pembunuhan berencana itu juga mengancam perekonomian mereka.
Atas desakan AS dan negara-negara Eropa plus PBB, Negeri Petrodolar itu pun akhirnya melibatkan diri dalam penyelidikan.
"Delegasi (Saudi) telah tiba di Turki," ujar seorang sumber pemerintah Turki seperti dilansir Reuters kemarin, Jumat (12/10).
Sebelumnya, Turki dan Saudi memang bersepakat untuk mencari jejak Khashoggi bersama-sama. Tidak diketahui siapa saja yang tergabung dalam delegasi Saudi itu.
Sebelumnya, Saudi bersikukuh Khashoggi tidak raib. Riyadh menegaskan bahwa jurnalis kritis tersebut sudah meninggalkan gedung konsulat Saudi di Istanbul pada Selasa (2/10).
Saat itu Saudi menyebut Khashoggi hanya menghabiskan waktu sekitar satu jam di konsulat. Sebab, keperluannya pun tidak banyak. Yakni, hanya meminta surat keterangan cerai agar bisa menikah lagi.
Faktanya, Khashoggi tidak pernah meninggalkan gedung tersebut. Washington Post yakin pria 59 tahun itu tewas. Tepatnya, dihabisi di konsulat.
Pelakunya? Kuat dugaan 15 pria Saudi yang tiba di konsulat pada hari yang sama dengan Khashoggi. Sayang, menurut Saudi, kamera pengawas di gedung tersebut tidak merekam kejadian itu.